tiba masa melepaskan dikau sayangku
dengan iringan doa
muga menjadi seorang isteri solehah
taat Allah
taat suami
muga bahgia selalu hendaknya
sabar musti perlu bila datang ombak melanda
the time to let you go
heartbreaking but a must-do
when the time comes
eventually everybody will be depart from each other
and life moves on
Wild World – cat stevens
——————————-
Now that I’ve lost everything to you
You say you wanna start something new
And it’s breakin’ my heart you’re leavin’
Baby, I’m grievin’
But if you wanna leave, take good care
I hope you have a lot of nice things to wear
But then a lot of nice things turn bad out there
Oh, baby, baby, it’s a wild world
It’s hard to get by just upon a smile
Oh, baby, baby, it’s a wild world
I’ll always remember you like a child, girl
You know I’ve seen a lot of what the world can do
And it’s breakin’ my heart in two
Because I never wanna see you a sad girl
Don’t be a bad girl
But if you wanna leave, take good care
I hope you make a lot of nice friends out there
But just remember there’s a lot of bad and beware
Baby, I love you
But if you wanna leave, take good care
I hope you make a lot of nice friends out there
But just remember there’s a lot of bad and beware
bodoh tak boleh diajar
pandai tak boleh diikut
dan kau biarkan hancurnya sebuah impian membawa martabat bangsa kepuncak
bersama hancurnya menara gading yang dibina sekian lama
biarkan lah, mungkin bisik hati kecil mu.
biarkan lah kita masih pemain kampung
main diparit-parit
main dilongkang-longkang
biarkan orang lain yang gah dipersada dunia
dunia mungkin bukan untuk kita
jaguh kampungan.
@ AlKhair @ Teck Whye Crescent
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar
La ilaha illa Allahu wa Allahu Akbar
Allahu akbar walillah hilham
Takbir dialun mengegar bumi
Menyentuh hati-hati yang tunduk patuh
Menyelinap disanubari semua
yang memenuhi setiap penjuru ruang yang ada
Membaur seribu macam perasaan
Mengenang mereka yang telah mendahului
Dipanggil menemui ilahi
Mengenang mereka yang jauh dimata
Setelah sekian lama berjauhan
Bila kah pula akan bertemu
bermaaf-maafan di bulan mulia
Walau apa pun yang dirancang
Tetapi akurlah kita akan perancangan Yg Esa
Pasti semua ada hikmahnya
Dihari dikumpulkan dua Hari Raya ini
Muga kembali ke Fitrah dengan semangat Ramadan sentiasa dijiwa
Meneruskan hari dalam mentaati
Hingga tiba masa untuk pergi
Meninggalkan dunia yang fana ini
Kembali menemui Ilahi
sebagai jiwa yg tenang yg dicemburui
Itu lah kata-kata yang sering diungkapkan oleh emak, bila saja anak-anak mengadu masalah berbuat sesuaut. Pada emak, musti ada jalan untuk menyelesaikan apa jua permasalahan. Macam semangat McGyver lah. Tentu ada saja penyelesaian. Workaround kata orang pejabat. Itu juga bahasa orang IT.
Emak menanamkan sifat berusaha terus tanpa mengalah.
Bila dipikirkan kembali, semangat itu sudah mula nampak pada anak-anak dan cucu-cucu emak. Pelbagai masalah yang menimpa, masih terus berusaha mencari jalan keluar tanpa mengalah atau menyerah kalah.
Dan muga emak tersenyum memerhati semasa kerehatan dibawah lindungan redha yang Pengasih dan yang Penyayang.
Hari ini hari terakhir disitu. Semuanya perlu dikemaskan dan dibawa keluar. Walau berat hati, ianya terpaksa dilakukan. Tuan punya sudah lama bersabar dan memberi masa yang panjang untuk penyelesaian. Namun masih tiada nampak bayang-bayang jalan keluar untuk kemelut yang panjang ini. Terpaksalah akur pada kesan yang mendatang.
Tiada dendam dihati.
Apa sahaja yang bernilai dan berguna diambil untuk simpanan. Jika pejabat baru dibuka nanti boleh lah diguna semula. Jika tidak, jadi harta sendirian berhad lah nampaknya. Dengan hutang syarikat pada staf yang masih sangat banyak, kemungkinan barang2 yang diambil menjadi harta sendiri sangatlah besar.
Biarlah begitu. Daripada dijual pada pembeli barangan terpakai dengan harga yang tak seberapa dan hasilnya perlu diberi pada orang lain baik kita simpan sendiri. Buat kenangan lah katakan, ya tak?
Well, itulah halikat hidup ini. Tiada yang kekal abadi. Semuanya bertaraf sementara cuma.
@ Cultural Activity Centre, IIUM Gombak @ 11/10/14, sesi 1
Syair Perahu – Hamzah Fansuri
dibaca oleh Rektor UIA.
Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i’tikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.
Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.
Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.
Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.
Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.
Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.
Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba’id.
Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.
Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yang teguh.
Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat engkau ke pulau itu.
La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.
Laut Silan terlalu dalam,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang mendapat permata nilam.
Laut Silan wahid al kahhar,
riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.
Itulah laut yang maha indah,
ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau sempurna musyahadah.
Silan itu ombaknya kisah,
banyaklah akan ke sana berpindah,
topan dan ribut terlalu ‘azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.
Laut Kulzum terlalu dalam,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan karam,
perbaiki na’am, siang dan malam.
Ingati sungguh siang dan malam,
lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam,
ingati perahu jangan tenggelam.
Jikalau engkau ingati sungguh,
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.
Sampailah ahad dengan masanya,
datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya,
berlayar itu dengan kelengkapannya.
Wujud Allah nama perahunya,
ilmu Allah akan [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya,
“yakin akan Allah” nama pawangnya.
“Taharat dan istinja'” nama lantainya,
“kufur dan masiat” air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya
tauhid itu akan sauhnya.
Salat akan nabi tali bubutannya,
istigfar Allah akan layarnya,
“Allahu Akbar” nama anginnya,
subhan Allah akan lajunya.
“Wallahu a’lam” nama rantaunya,
“iradat Allah” nama bandarnya,
“kudrat Allah” nama labuhannya,
“surga jannat an naim nama negerinya.
Karangan ini suatu madah,
mengarangkan syair tempat berpindah,
di dalam dunia janganlah tam’ah,
di dalam kubur berkhalwat sudah.
Kenali dirimu di dalam kubur,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan badan terhancur.
Di dalam dunia banyaklah mamang,
ke akhirat jua tempatmu pulang,
janganlah disusahi emas dan uang,
itulah membawa badan terbuang.
Tuntuti ilmu jangan kepalang,
di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana datang,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.
Tongkatnya lekat tiada terhisab,
badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang dan lenyap,
tanpa ada tujuan yg tetap,
Munkar wa Nakir bukan kepalang,
suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya besar terlalu panjang,
cabuknya banyak tiada terbilang.
Kenali dirimu, hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang,
dengan siapa lawan berbincang?
La ilaha illallahu itulah firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati insan,
siang dan malam jangan dilalaikan.
La ilaha illallahu itu terlalu nyata,
tauhid ma’rifat semata-mata,
memandang yang gaib semuanya rata,
lenyapkan ke sana sekalian kita.
La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah,
sekalian makhluk ke sana berpindah,
da’im dan ka’im jangan berubah,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.
La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,
siang dan malam jangan kau sunyikan,
selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan rasul juga yang menyampaikan.
La ilaha illallahu itu kata yang teguh,
memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh,
hendak membawa dia bersungguh-sungguh.
La ilaha illallahu itu kesudahan kata,
tauhid ma’rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara,
hamba dan Tuhan tiada berbeda.
La ilaha illallahu itu tempat mengintai,
medan yang kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai,
siang dan malam jangan bercerai.
La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,
menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yang mudah,
pertemuan Tuhan terlalu susah.
Al Khair penuh pagi ini ketika solat suboh. Bagaikan solat Jumaat lagaknya. Mungkin saja hasil tarbiah dibulan ramadhan ini hingga jemaah tidak mahu ketinggalan menghidupkan malam terakhir ramadhan tahun ini. Semua golongan ada bersama, tua dan muda, karyawan dan usahawan, orang tempatan dan pekerja luar negara. Semuanya rapat dalam barisan saf-saf.
[https://www.facebook.com/Masjid.AlKhair/photos/a.10151802576806866.1073741833.194522891865/10152543555406866/?type=1&theater]
Imam sebak semasa membaca surah. Begitu juga ketika qunut. Mungkin sedih mengenangkan ramadhan akan berlalu pergi bersama mentari syawal esuk hari.
Kuliah suboh menyegarkan minda bagi yang mendengar walau jasad keletihan berjaga malam 29 ramadhan. Al Ustaz Zainal Arifin Sarbini Hafizahullah masih bertenaga memperincikan kebesaran Allah yang patut diimani. Betapa Allah berkuasa membuat segalanya walau mustahil pada fikiran insan. Kun fa ya kun ! Akal kita yang terhad tidak akan dapat memikirkan, hanya perkabaran dari Ummul Kitab yang menjelaskannya. Itulah iman bagi yang menyakini. Penyesalan lah di hari pembalasan bagi orang yang tak mahu beriman seperti yang dirakam di akhir surah Al Naba’ “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah”.
~ masjid al-khair, 1 Teck Whye Cresent.
ada satu sisi yang sukar dibuang dari kehidupan. sisi yang tidak ketahuan oleh orang sekeliling. sisi yang mahu diselindungkan dari orang ramai. selalunya sangat bertentangan dengan wajah yang ditunjuk kepada umum.
hipkorit ?
bermuka-muka itu memang sifat hipokrit.
tetapi jika kekurangan dan sifat buruk disembunyikan dari mata-mata manusia, lebih baik biarkan begitu, jangan lah pula membuka aib sendiri dengan menceritakan kepada khalayak ramai.
Allah dah tutup, jangan dibuka pula.
berusahalah… untuk menjadi diri sendiri seperti yang sepatutnya
jangan bayangan gelap menghantui kehidupan…
——–
berhembus angin malam, mencengkam menghempas…
dia yang tercari-cari jalan pulang telah mengambil langkah jitu untuk mengikuti jalan itu. jalan yang membawa bahgia bukan sahaja di alam fana ini, malah ke alam-alam seterusnya. jalan yang memastikan tempat tujuan pengakhiran segala alam-alam ini adalah tempat yang diimpikan semua.
kita yang telah di tunjukkan jalan itu sejak lahir hanya masih bermain-main dengan hati dan akal untuk tidak bersungguh mengikuti jalan itu. masih ada waktu, bisik hati. ketika muda ini, biarlah ikut aku, hasut nafsu. sekurang-kurangnya kita sudah tahu jalan itu, mudahlah nanti nak berpaling ketika umur tua, ketika kudrat mula merosot, pujuk hati lagi.
kita masih bermain-main dengan nikmat utama yang diberi, tanpa rasa curiga nikmat boleh diambil pergi dalam sekelip mata bagai ombak tsunami, hilang semuanya tanpa sempat kita berbuat apa-apa.
begitulah, masa yang berlalu akan terasa begitu pantas. tanpa sedar, waktu senja telah hampir, tiba masa setiap pengembara dipanggil pulang. bila diimbas kembali perjalanannya selama ini, barulah disedari akhirnya yang kita hanya akan sendiri menghadapi kehidupan yang akan datang. tiada siapa yang dapat menolong dan tiada siapa yang dapat membantu. segala apa yang diperbuat selama perjalanan hidup ini, itulah sahaja yang akan menghantui perjalanan seterusnya.
ketika senja berlabuh, perjalanan yang baru akan dimulai. namun kita tiada daya upaya untuk berbuat apa-apa dalam perjalanan yang panjang itu. hanya menerima apa pun yang akan menimpa. tiada upaya untuk mengelak atau menolak, azab mahupun nikmat ganjaran masing-masing. semuanya hanya bersendirian. sendiri merasa.
perjalanan di sini, hanya seketika. perjalanan disana, lama masanya.
hanya sang pengembara sering terlupa, hanya di sini tempat mengumpul segala bekalan untuk perjalanan yang jauh di sana.
jika lupa mengumpul bekalan, sengaja menempah safar panjang yang penuh sukar dan sengsara !